RSS

PASAR KLIWON KUDUS, PASAR GROSIR TEXSTIL DAN KONVEKSI TERBESAR KE-3 DI PULAU JAWA


Pasar Kliwon Kudus Tampak Dari Depan

Suasana Di Lahan Parkir Pasar Kliwon Kudus

Terbakarnya Pasar Kliwon di Tahun 2012

Proses Pemadaman Api Saat Pasar Kliwon Terbakar di Tahun 2012

KUDUS -  Bagi masyarakat Kabupaten Kudus, keberadaan Pasar Kliwon membawa kebanggaan sendiri, khususnya bagi warga Kudus yang berprofesi sebagai pedagang. Menurut data yang ada, dinamakan pasar kliwon, karena dulu pertama kali pasar ini hanya buka pada hari kliwon saja (penanggalan Jawa). Tetapi sekarang karena sudah ramai dan menjadi pasar terbesar di Kota kudus bahkan salah satu dari tiga pasar grosir terbesar di Pulau Jawa, setelah Pasar Tanah Abang di Jakarta dan Pasar Klewer di Solo, maka pasar ini pun kemudian buka setiap hari.
Pasar yang di renovasi menjadi bangunan tiga lantai setelah mengalami kebakaran pada tahun 1996 ini merupakan pusat grosir textil dan konveksi semula terbesar se-karisidenan pati. Terdiri dari 2.355 kios yang 75 % nya merupakan kios grosir konveksi dan tekstil ini, di akui paling murah di tingkat Karisidenan pati bahkan mungkin jawa tengah. Namun dalam perkembangannya, Pasar Kliwon Kudus saat ini menjadi pasar grosir terbesar ke-3 setelah Pasar Tanah Abang dan Pasar Klewer. Terbukti, tidak sedikit para pedagang dari luar jawa juga mengambil dagangannya di Pasar Kliwon ini. “Para pedagaang dari Kalimantan, Madura, bahkan dari Maluku pun ada yang mengambil (kulakan) barang dagangannya di sini,”ujar H. Noryoto, salah seorang pedagang konveksi di Pasar Kliwon Kudus.
Karena lengkapnya barang dan juga harga yang bersaing itulah, saat ini Pasar Kliwon menjadi tempat kulakan berbagai jenis kebutuhan dari tekstil, pakaian jadi, sepatu, berbagai jenis aksesori sampai dengan kebutuhan pokok semua ada di sana. Jika dibandingkan dengan Semarang barang-barang di pasar Kliwon ini jauh lebih beragam, sehingga pedagang dari Jawa Timur banyak yang datang setiap harinya untuk berbelanja di pasar Kliwon ini. Jika dihitung pedagang yang berjualan di pasar ini ada seribu lebih dari yang menempati los-los kecil sampai dengan kios-kios yang cukup besar dengan mempekerjakan pegawai mencapai puluhan orang. Keunikan dari Pasar dua lantai ini adalah penempatan pedagang yang merata, dalam setiap blok sehingga para pembeli yang mencari barang tidak akan kesulitan. Selain itu tempat parkirnyapun cukup luas sehingga para penjual seperti sales yang menawarkan barang atau pembeli yang mau belanja barang tidak kesulitan menempatkan kendaraan sebagai pengangkut barang. Untuk harganyapun menurut beberapa pembeli di Pasar Kliwon ini cukup murah jika dibandingkan di pasar-pasar lain, sehingga barang dari Pasar Kliwon ini jika dijual kembali didaerah lain masih mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Oleh karena itulah dari waktu ke waktu pasar ini tidak sepi dari pembeli yang datang dari berbagai penjuru kota Kudus seperti Jepara, Demak, Pati dan juga kota-kota di Jawa Timur hal ini bisa dilihat dari kendaraan yang diparkir mencapai ratusan mobil. “Jika saya kulakan dagangan ke sini, dapat dipastikan bisa satu bulan sekali. Kalau belanja ya, muatan truk saya ini penuh dan barangnya pun beragam dari pakaian, alat rumah tangga, sepatu dan juga mainan anak-anak. Apa saja yang ditempat saya laku ya saya beli. Harga di pasar Kliwon ini cukup bersaing hal ini disebabkan sebelum masuk di pasar Klewer Solo barang dagangan sudah masuk pasar Kliwon duluan jadinya ya lebih murah. Saya senang belanja di Pasar Kliwon ini barangnya komplit apa saja ada sekali datang semua sudah bisa terpenuhi. Terkadang, saya minta barang dikirimkan ke tempat saya di Maluku jika truk saya terlalu penuh,” ujar H. Abdul Hadi, seorang pembeli yang mengaku berasal dari Maluku dan berbelanja menggunakan satu kendaraan truk yang penuh dengan dagangan berbagai kebutuhan, belum lama ini.

Nilai Transaksi Rp 8 - 10 Milyar/hari
Tidak bisa dipungkiri, dengan kondisi yang seperti itu, perputaran uang di Pasar Kliwon bisa mencapai Rp 8 Milyar perhari dan menyerap tenaga kerja lebih dari 2.800 orang. Selain itu, Pasar Kliwon juga mampu menyumbangkan dana ke khas daerah dari pendapatan pajak secara keseluruhan sekitar Rp 15 juta perharinya. Disamping sebagai pusat grosir tekstil dan konveksi di pasar ini kita juga bisa menikmati berbagi masakan khas kudus. Dari soto kudus, nasi pindang, lentog tanjung sampai kuliner minuman seperti es dawet dan lain sebagainya. Disamping itu pasar kliwon juga merupakan barometer peningkatan perekonomian masyarakat Kudus dan sekitarnya. Dengan melihat ramai tidaknya Pasar Kliwon kita bisa melihat perekonomian di Kota Kudus dan Sekitarnya. Jika Pasar ini ramai berarti berarti ekonomi warga masyarakat sekitar kudus secara umum relatif bagus. Begitu pula sebaliknya.

Bagi Pemerintah Kabupaten Kudus, Pasar Kliwon saat ini merupakan asset yang perlu dikembangkan terus. Karena, selain membuka lapangan pekerjaan bagi warganya, juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah lewat berbagai macam retribusi. Selain itu pula Pasar ini juga bisa dijadikan Mascot dalam rangka menarik para investor dari luar yang ingin mengembangkan usahanya di kota Kudus utamanya sector keuangan. Selain Bank pemerintah dan swasta, saat ini banyak koperasi dan usaha finance yang membuka usahanya di kota Kudus dalam rangka penyediaan modal pada pedagang kecil dan menengah yang mencapai hampir seribuan.

Kebakaraan 2012
Ironisnya, ketika perekonomian warga Kudus semakin membaik dan naiknya reputasi Pasar Kliwon yang semula terbesar eks-Karesidenan Pati menjadi terbesar ke-3 di Pulau Jawa, ternyata pasar yang menjadi kebanggaan warga Kudus ini mengalami kebakaran untuk yang ke-2 kalinya. Sehingga transaksi jual beli pedagang Pasar Kliwon menurun menjadi Rp 2 Milyar perharinya. Menurut Hartono, koordinator Pasar Kliwon, Kudus, pasca peristiwa kebakaran tahun 2012 silam dan mulai ditempatinya kembali blok-blok yang terbakar di tahun 2012 tersebut, nilai transaksi di Pasar Kliwon mulai bangkit dan hampir setara dengan sebelumnya. Apalagi transaksi di Bulan Suci Ramadhan. "Dengan adanya kenaikan BBM maka memicu spekulasi naiknya seluruhh harga kebutuhan dan naiknnya harga barang dagangan. Namun, animo masyarakat bukannya turun tetapi malah ikut naik. Bahkan, tingkat transaksi di Pasar Kliwon periode sebulan menjelang Ramadan hingga pertengahan Ramadan, juga lebih baik dari pada tahun lalu. Pada tahun lalu, jumlah pengunjung maksimal mencapai 5 ribu pengunjung saja per harinya dengan jumlah transaksi hanya maksimal Rp 5 miliar per hari. Sedangkan pada Bulan Suci Ramadhan 1434 H tahun ini, pengunjung Pasar Kliwon mencapai 7.500 perhari dengan total transaksi Rp 10 miliar/hari,”ungkapnya. (Rul)





0 komentar:

Posting Komentar

Penerbitan Tabloid Wanita Kudus edisi perdana ini, tentu menjadi sejarah baru di Kabupaten Kudus. Dengan fasilitas sederhana, tentu tanpa mengurangi semangat kami untuk menampilkan Tabloid yang profesional dapat diterima oleh masyatakat khususnya kaum wanitanya. Satu dan lain hal, perjuangan kaum wanita saat ini sudah

WANITA KUDUS
Sopan Bahasa Santun Dalam Berita

Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan : Mbarsidi. Penanggung Jawab / Pemimpin Redaksi : Soehartono, SH. Redaktur Pelaksana / Sekretaris Redaksi : Khoiruzzad. Reporter : Mbarsidi, Soehartono, Khoiruzzad, Saeful Anas, Agus Santoso. Fotografer : Agus Santoso. LayOut / Desain Grafis / Artistik : Saeful Anas. Biro Hukum : M. Ulin Nuha, SH. Manajer Keuangan : Masriah. Manajer Sirkulasi dan Iklan : M. Adib Himawan. Diterbitkan

Copyright 2009 Tabloid wanita kudus. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates