Presiden DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono Saat
Menyerahkan Bendera Pusaka
Merah Putih Kepada Anggota Paskibraka Tingkat Nasional
Dalam Upacara
Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus 2013 di Istana
Negara Jakarta
MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Oleh : Khoiruzzad, Redaktur
Pelaksana
Hari Sabtu, 17 Agustus 2013 yang lalu, genap 68 tahun usia
kemerdekaan Republik Indonesia. Di seluruh persada nusantara diperingati hari
ulang tahun kemerdekaan RI yang ditandai dengan upacara pengibaran bendera
merah putih. Sebagai warga negara dan anak bangsa, sesungguhnya bukan upacara
bendera semata yang menjadi perhatian. Lebih dari itu, sejauh mana hikmah
detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dihayati untuk membangkitkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT telah memenuhi kebutuhan dan keperluan
manusia di bumi dengan nikmat yang banyak dan tidak dapat dihitung oleh manusia
itu sendiri.
Demikian banyaknya nikmat yang diterima namun manusia ada yang
ingkar, zalim dan kufur nikmat. Padahal, Allah telah memberi peringatan melalui
kitab-Nya, seperti berikut: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih." (QS: Ibrahim; 7)
Selanjutnya Allah SWT telah mencukupkan segala keperluan dan
kebutuhan manusia dengan sejumlah nikmat yang tak terhitung banyaknya. “Dan Dia
telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).” (QS:Ibrahim;34)
Secara garis besar, nikmat Allah SWT dikelompokkan menjadi tiga
bagian utama yaitu nikmat kecil, nikmat besar dan nikmat paling besar. Nikmat
besar itu ada lima, yaitu islam dengan ilmu, iman dengan istiqomah, beramal
dengan ikhlas, sehat jasmani dengan rohani, serta kemerdekaan yang penuh. Kemerdekaan
itu adalah suatu nikmat yang besar bagi bangsa Indonesia. Jelaslah bagi kita
bahwa kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus, 68 tahun
silam bukanlah karena kegagahan pejuang negeri ini semata, bukanlah hadiah dari
bangsa asing, atau datang begitu saja. Sama sekali bukan! Melainkan rahmat dan
nikmat dari Allah SWT terhadap bangsa dan negara Indonesia. Kenyataan ini
diakui oleh pendahulu kita seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945, alenia ketiga yaitu: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Nikmat kemerdekaan tersebut, wajib disyukuri dengan cara mengisi
kemerdekaan dengan berbagai kegiatan pembangunan di segala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing. Semua itu bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat Indonesia lahir dan batin. Kegiatan pembangunan di segala
bidang disertai ibadah ke pada Tuhan Yang Maha Esa, akan dapat terwujud dalam
keadaan sejahtera lahir dan bathin, terjadi
kerukunan antar umat beragama, terciptanya keadilan, perekonomian bangsa
yang sehat serta bangsa yang bebas dari korupsi. Mana mungkin suatu bangsa
dapat membangun tanpa kemerdekaan dan kesejahteraan lahir dan batin.
Bumi Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Kekayaan alam di perut bumi, laut dan di darat negeri ini sebagai nikmat Allah
SWT untuk mencukupi kebutuhan dan keperluan seluruh rakyat Indonesia secara
adil dan merata. Bukan kebutuhan dan
keperluan pribadi, kelompok atau golongan tertentu saja. Jika bangsa Indonesia
tidak mensyukuri nikmat kemerdekaan dan kekayaan alam yang berlimpah ruah tersebut,
allah SWT akan memberi azab yang pedih kepada bangsa Indonesia. Apakah bangsa
ini telah membuktikan dan merasakan sendiri azab apa yang sudah diterima dari Allah SWT ?
Bencana alam terjadi dimana-mana sejak beberapa tahun belakangan.
Begitu pula bencana sosial, politik dan ekonomi yang ditandai dengan gejala
pergeseran di antara elit politik Indonesia
yang sering menjadi konsumsi umum. Korupsi yang meraja lela dan sulit
dikendalikan. Tentu masih banyak bentuk kemarahan Allah SWT yang sudah kita terima
sebagai azab dan mengharuskan kita untuk koreksi diri.
Merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 68 ini, mungkin
ada baiknya kita merenung
kembali nikmat kemerdekaan dan segera mensyukurinya dengan memperbaiki sikap mental sebagai warga negara
dan bangsa Indonesia. Kita masih memiliki rasa optimis yang tinggi untuk
kejayaan masa depan bangsa Indonesia. Merdeka!
0 komentar:
Posting Komentar
Penerbitan Tabloid Wanita Kudus edisi perdana ini, tentu menjadi sejarah baru di Kabupaten Kudus. Dengan fasilitas sederhana, tentu tanpa mengurangi semangat kami untuk menampilkan Tabloid yang profesional dapat diterima oleh masyatakat khususnya kaum wanitanya. Satu dan lain hal, perjuangan kaum wanita saat ini sudah
WANITA KUDUS
Sopan Bahasa Santun Dalam Berita
Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan : Mbarsidi. Penanggung Jawab / Pemimpin Redaksi : Soehartono, SH. Redaktur Pelaksana / Sekretaris Redaksi : Khoiruzzad. Reporter : Mbarsidi, Soehartono, Khoiruzzad, Saeful Anas, Agus Santoso. Fotografer : Agus Santoso. LayOut / Desain Grafis / Artistik : Saeful Anas. Biro Hukum : M. Ulin Nuha, SH. Manajer Keuangan : Masriah. Manajer Sirkulasi dan Iklan : M. Adib Himawan. Diterbitkan