RSS

TENTANG BLOG INI



TABLOID WANITA KUDUS
Sopan Bahasa Santun Dalam Berita

Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan : Mbarsidi.  
Penanggung Jawab / Pemimpin Redaksi : Soehartono, SH.  
Redaktur Pelaksana / Sekretaris Redaksi : Khoiruzzad. Reporter : Mbarsidi, Soehartono, Khoiruzzad, Saeful Anas, Agus Santoso.  
Fotografer : Agus Santoso.  
LayOut / Desain Grafis / Artistik :  Saeful Anas.  
Biro Hukum : M. Ulin Nuha, SH.  
Manajer Keuangan : Masriah. 
Manajer Sirkulasi dan Iklan : M. Adib Himawan. Diterbitkan

WISATA DI AIR TERJUN MONTHEL KUDUS, SEMAKIN MENYENANGKAN


WISATA DI AIR TERJUN MONTHEL KUDUS, SEMAKIN MENYENANGKAN
 
Suasana kawasan air terjun monthel saat liburan 

KUDUS – Bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya, berwisata di kawasan air terjun monthel yang terletak satu kawasan Gunung Muria sangatlah menyenangkan. Sebab di kawasan tersebut, pesona alam yang sejuk dan lengkap dengan rimbunan tumbuhan yang masih asri merupakan daya tarik tersendiri bagai pengunjung yang ingin mengunjungi salah satu tempat wisata yang merik di kabupaten Kudus ini. Keadaan alam lokasi wisata yang masih tergolong murni dengan udara yang sejuk dan panorama alam pegunungan yang menakjubkan adalah ciri dari tempat ini. Air Terjun mothel, yang merupakan sebuah air terjun indah di kawasan pegunungan Muria di kabupaten Kudus. Air Terjun ini berada di desa Colo kecamatan Dawe kabupaten Kudus dengan jarak tempuh dari pusat kota Kudus sekitar 18 KM. Lokasi Air Terjun Monthel berdekatan dengan makan Sunan Muria yang berada di salah satu puncak pegunungan Muria.
Air Terjun Monthel memiliki ketinggian sekitar 25 meter dengan tebing bebatuan keras dan dihiasi dengan berbagai tumbuhan alam yang ada di sekitarnya. Kualitas air yang jenih dan bersih membuat daya tarik air terjun ini semakin terkenal. Lokasi in sering didatangi oleh pengunjung yang penasaran dengan keindahan Air terjun Monthel ini. Di hari-hari biasa sekitar 10-150 pengunjung datang untuk menikmati keindahannya, sedangkan di hari libur bisa mencapai 200 pengunjung lebih.
Tiket masuk untuk menuju kawasan ini sekitar Rp 5.000,- /orang. Perjalanan dapat ditempuh dari lokasi wisata ziarah Makan Sunan Muria dengan melalui jalan setapak yang diiringi oleh keadaa alam dengan tumbuhannya yang lebat dan asri. Perjalan sekitar 30 menit untuk sampai di lokasi Air Terjun Monthel. “Saya sangat senang berkunjung ke air terjun monthel ini, selain suasananya yang sejuk, masih banyak obyek wisata lain yang dapat saya kunjungi. Seperti Makam Syekh Hasan Sadzeli dan air tiga rasa yang terletak di Rejenu, Desa Japan, Kecamatan Dawe,”ujar Adib, warga Mlati Kidul saat berwisata di air terjun Monthel.
Sementara itu, Arifin salah seorang petugas jaga di pintu masuk kawasan air terjun monthel, saat ditemui wartawan mengatakan, jika liburan kawasan air terjun monthel dipenuhi oleh wisatawan. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk berjualan beraneka ragam makanan.“Saat liburan, jumlah pengunjung air terjun monthel bisa mencapai ratusan orang. Sehingga membuat kawasan ini semakin semarak,”ujarnya. (Rul)

MENGENAL WISATA RELIGI DI KUDUS
Masjid Al Aqsho Menara Kudus

Gapura Masjid Wali Al-Makmur Jepang Kudus


KUDUS – Sebagai salah satu kabupaten yang masuk dalam peta penyebaran Agama Islam yang dibawa oleh Walisongo, membuat Kudus memiliki puluhan bentuk wisata religi (keagamaan). Salah satunya adalah wisata religi ala Masjid Menara Kudus dan Makam Kandjeng Sunan Kudus, Syekh Dja’far Shodiq. Menara Kudus dibangun oleh Syeh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus, salah seorang dari Wali Songo) pada tahun 1685 M yang disimbolkan dalam candrasengkala “Gapuro rusak ewahing jagad” yang bermakna tahun Jawa 1609 atau 1685 M, di dalam kompleks masjid inilah makam Sunan Kudus berada. Menara ini mempunyai gaya arsitekturnya yang menyerupai candi-candi di Jawa Timur pada masa Majapahit (misalnya Candi Jago) dan juga menyerupai Menara Kukul di Bali, sehingga Menara Kudus menjadi simbol Islam Toleran, dalam arti Sunan Kudus menyebarluaskan agama Islam di Kudus. Dan tetap menghormati pemeluk agama Hindu yang dianut masyarakat setempat. Menara ini memiliki ketinggian 17 meter dan luas sekitar 100 meter persegi.
Masjid Kudus memiliki luas ± 2400 m2. Keadaan tanah berupa sebidang tanah pekarangan yang datar yang diatasnya didirikan masjid dan menara. Untuk memasuki halaman Masjid Kudus harus melewati dua gapura utama yang berbentuk candi bentar. Bentuk asli bangunan masjid sukar untuk diketahui karena telah beberapa kali mengalami perbaikan dan perluasan. Secara keseluruhan Masjid Kudus berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 58 m dan lebar 21 m. Bangunan masjid terdiri dari: menara, serambi, ruang utama, pawestren, dan bangunan lainnya.
Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara Kudus. Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan orang lebih mengenal menara Kudus daripada Masjid Kudus. Bentuk menara ini mengingatkan akan bentuk candi corak Jawa Timur. Regol-regol serta gapura bentar yang terdapat di halaman depan, serambi, dan dalam masjid mengingatkan kepada corak kesenian klasik di Jawa Timur. Menara Masjid Kudus merupakan bangunan kuno hasil dari akulturasi antara kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam, bahkan unsur kebudayaan asli. Seorang sarjana Belanda yang bemama Jasper mengatakan bahwa seni bias atau ukiran dan bangunan Menara Kudus menunjukkan tradisi seni bias dari bangunan Hindu Jawa Majapahit. Sucipto Wirjosuparto menghubungkan uk menara Masjid Kudus dengan Candi Jago.
Makam
Di belakang Masjid Kudus terdapat kompleks makam, diantaranya makam Sunan Kudus dan Para ahli warisnya, serta pada tokoh lainnya seperti Panembahan Palembang, Pangeran Pedamaran, Panembahan Condro, Pangeran Kaling, dan Pengeran Kuleco. Makam-makam tersebut dalam cungkup tersendiri. Cungkup tersebut berdenah bujur sangkar dengan ukuran sisinya ± 4,35 cm. Makam dengan panjang jirat 298 cm, lebar 76 cm, dan tinggi 28 cm. Nisan berbentuk lengkung bawang yang rata pada bagian atasnya. Ukuran nisan tinggi 79 cm dan lebar tubuh 20 cm, dan lebar bagian kaki 28 cm. Hiasan yang ada pads makam Sunan Kudus terutama pada bagian nisan adalah sulur-suluran yang mengisi bidang tumpal pada bagian kaki makam maupun pada bagian tubuh nisan.
Masjid Menara Kudus ini, sekarang telah menjadi obyek wisata ziarah setiap hari sangat ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama pada saat yang tanggal 10 Muharrom/Syuro. Di menara Kudus juga sering mengadakan upacara buka luwur yang merupakan menjadi daya tarik tersendiri karena pada saat upacara di laksanaka para pengunjung/peziarah berupaya memperoleh nasi bungkus selamatan dan kain luwur bekas penutup makam. Hal ini dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi yang memperolehnya, selain Buka Luwur kawasan Menara Kudus juga menjadi pusat keramaian pada saat Dhandhangan yaitu tradisi menyambut datangnya bulan Romadlon /bulan Puasa.  Obyek Wisata Menara Kudus terletak sekitar 1,5 Km ke arah barat dari pusat kota Kudus Alun-alun /Simpang Tujuh tepatnya di Kelurahan Kauman Kecamatan Kota Kudus. Di kawasan Menara Kudus, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Kudus, yaitu Soto Kudus dan Jenang Kudus. Sedangkan cinderamata khas Kudus adalah Kain Bordir Kudus busana muslimah, kerudung, kebaya, dll. (Mbarsidi)





Copyright 2009 Tabloid wanita kudus. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates