WISATA DI AIR TERJUN MONTHEL KUDUS, SEMAKIN
MENYENANGKAN
Suasana kawasan air terjun monthel saat liburan
KUDUS – Bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya, berwisata di kawasan air
terjun monthel yang terletak satu kawasan Gunung Muria sangatlah menyenangkan.
Sebab di kawasan tersebut, pesona alam yang sejuk dan lengkap dengan rimbunan
tumbuhan yang masih asri merupakan daya tarik tersendiri bagai pengunjung yang
ingin mengunjungi salah satu tempat wisata yang merik di kabupaten Kudus ini.
Keadaan alam lokasi wisata yang masih tergolong murni dengan udara yang sejuk
dan panorama alam pegunungan yang menakjubkan adalah ciri dari tempat ini. Air
Terjun mothel, yang merupakan sebuah air terjun indah di kawasan pegunungan
Muria di kabupaten Kudus. Air Terjun ini berada di desa Colo kecamatan Dawe
kabupaten Kudus dengan jarak tempuh dari pusat kota Kudus sekitar 18 KM. Lokasi
Air Terjun Monthel berdekatan dengan makan Sunan Muria yang berada di salah
satu puncak pegunungan Muria.
Air Terjun Monthel memiliki ketinggian sekitar 25 meter dengan
tebing bebatuan keras dan dihiasi dengan berbagai tumbuhan alam yang ada di
sekitarnya. Kualitas air yang jenih dan bersih membuat daya tarik air terjun
ini semakin terkenal. Lokasi in sering didatangi oleh pengunjung yang penasaran
dengan keindahan Air terjun Monthel ini. Di hari-hari biasa sekitar 10-150
pengunjung datang untuk menikmati keindahannya, sedangkan di hari libur bisa
mencapai 200 pengunjung lebih.
Tiket masuk untuk menuju kawasan ini sekitar Rp 5.000,- /orang.
Perjalanan dapat ditempuh dari lokasi wisata ziarah Makan Sunan Muria dengan
melalui jalan setapak yang diiringi oleh keadaa alam dengan tumbuhannya yang
lebat dan asri. Perjalan sekitar 30 menit untuk sampai di lokasi Air Terjun
Monthel. “Saya sangat senang berkunjung ke air terjun monthel ini, selain
suasananya yang sejuk, masih banyak obyek wisata lain yang dapat saya kunjungi.
Seperti Makam Syekh Hasan Sadzeli dan air tiga rasa yang terletak di Rejenu,
Desa Japan, Kecamatan Dawe,”ujar Adib, warga Mlati Kidul saat berwisata
di air terjun Monthel.
Sementara itu, Arifin salah seorang petugas jaga di pintu masuk
kawasan air terjun monthel, saat ditemui wartawan mengatakan, jika liburan
kawasan air terjun monthel dipenuhi oleh wisatawan. Hal ini banyak dimanfaatkan
oleh warga sekitar untuk berjualan beraneka ragam makanan.“Saat liburan,
jumlah pengunjung air terjun monthel bisa mencapai ratusan orang. Sehingga
membuat kawasan ini semakin semarak,”ujarnya. (Rul)
MENGENAL WISATA RELIGI DI KUDUS
Masjid Al Aqsho
Menara Kudus
Gapura Masjid
Wali Al-Makmur Jepang Kudus
KUDUS – Sebagai salah satu kabupaten yang masuk dalam peta penyebaran Agama
Islam yang dibawa oleh Walisongo, membuat Kudus memiliki puluhan bentuk wisata
religi (keagamaan). Salah satunya adalah wisata religi ala Masjid Menara Kudus
dan Makam Kandjeng Sunan Kudus, Syekh Dja’far Shodiq. Menara Kudus dibangun
oleh Syeh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus, salah seorang dari Wali Songo) pada tahun
1685 M yang disimbolkan dalam candrasengkala “Gapuro rusak ewahing jagad” yang
bermakna tahun Jawa 1609 atau 1685 M, di dalam kompleks masjid inilah makam
Sunan Kudus berada. Menara ini mempunyai gaya arsitekturnya yang menyerupai
candi-candi di Jawa Timur pada masa Majapahit (misalnya Candi Jago) dan juga
menyerupai Menara Kukul di Bali, sehingga Menara Kudus menjadi simbol Islam
Toleran, dalam arti Sunan Kudus menyebarluaskan agama Islam di Kudus. Dan tetap
menghormati pemeluk agama Hindu yang dianut masyarakat setempat. Menara ini
memiliki ketinggian 17 meter dan luas sekitar 100 meter persegi.
Masjid Kudus memiliki luas ± 2400 m2. Keadaan tanah berupa sebidang
tanah pekarangan yang datar yang diatasnya didirikan masjid dan menara. Untuk
memasuki halaman Masjid Kudus harus melewati dua gapura utama yang berbentuk
candi bentar. Bentuk asli bangunan masjid sukar untuk diketahui karena telah
beberapa kali mengalami perbaikan dan perluasan. Secara keseluruhan Masjid
Kudus berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 58 m dan lebar 21 m.
Bangunan masjid terdiri dari: menara, serambi, ruang utama, pawestren, dan
bangunan lainnya.
Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara Kudus.
Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan orang lebih mengenal menara Kudus
daripada Masjid Kudus. Bentuk menara ini mengingatkan akan bentuk candi corak
Jawa Timur. Regol-regol serta gapura bentar yang terdapat di halaman depan,
serambi, dan dalam masjid mengingatkan kepada corak kesenian klasik di Jawa
Timur. Menara Masjid Kudus merupakan bangunan kuno hasil dari akulturasi antara
kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam, bahkan unsur kebudayaan asli. Seorang
sarjana Belanda yang bemama Jasper mengatakan bahwa seni bias atau ukiran dan
bangunan Menara Kudus menunjukkan tradisi seni bias dari bangunan Hindu Jawa
Majapahit. Sucipto Wirjosuparto menghubungkan uk menara Masjid Kudus dengan
Candi Jago.
Makam
Di
belakang Masjid Kudus terdapat kompleks makam, diantaranya makam Sunan Kudus
dan Para ahli warisnya, serta pada tokoh lainnya seperti Panembahan Palembang,
Pangeran Pedamaran, Panembahan Condro, Pangeran Kaling, dan Pengeran Kuleco.
Makam-makam tersebut dalam cungkup tersendiri. Cungkup tersebut berdenah bujur
sangkar dengan ukuran sisinya ± 4,35 cm. Makam dengan panjang jirat 298 cm,
lebar 76 cm, dan tinggi 28 cm. Nisan berbentuk lengkung bawang yang rata pada
bagian atasnya. Ukuran nisan tinggi 79 cm dan lebar tubuh 20 cm, dan lebar
bagian kaki 28 cm. Hiasan yang ada pads makam Sunan Kudus terutama pada bagian
nisan adalah sulur-suluran yang mengisi bidang tumpal pada bagian kaki makam
maupun pada bagian tubuh nisan.
Masjid Menara Kudus ini, sekarang telah menjadi obyek wisata ziarah
setiap hari sangat ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama
pada saat yang tanggal 10 Muharrom/Syuro. Di menara Kudus juga sering
mengadakan upacara buka luwur yang merupakan menjadi daya tarik tersendiri karena
pada saat upacara di laksanaka para pengunjung/peziarah berupaya memperoleh
nasi bungkus selamatan dan kain luwur bekas penutup makam. Hal ini dipercaya
dapat memberikan keberuntungan bagi yang memperolehnya, selain Buka Luwur
kawasan Menara Kudus juga menjadi pusat keramaian pada saat Dhandhangan yaitu
tradisi menyambut datangnya bulan Romadlon /bulan Puasa. Obyek Wisata Menara Kudus terletak sekitar
1,5 Km ke arah barat dari pusat kota Kudus Alun-alun /Simpang Tujuh tepatnya di
Kelurahan Kauman Kecamatan Kota Kudus. Di kawasan Menara Kudus, para pengunjung
dapat menikmati makanan khas Kudus, yaitu Soto Kudus dan Jenang Kudus.
Sedangkan cinderamata khas Kudus adalah Kain Bordir Kudus busana muslimah,
kerudung, kebaya, dll. (Mbarsidi)